HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Utang : Quick Ratio, Current Ratio dan Debt to Equity Ratio (DER)

Utang adalah uang yang dipinjamkan dari pemberi pinjaman kepada peminjam. Di zaman modern ini, hampir sebagian besar orang terlibat dengan utang baik dalam skala kecil melalui kartu kredit, KTA hingga skala besar yaitu kredit usaha, kredit kendaraan dan KPR. Pihak peminjam bisa bermacam-macam mulai dari bank, pemerintah, individu ataupun perusahaan seperti tempat bekerja, pegadaian, dan fintech.

Biasanya pemberi peminjam memperoleh bunga atau keuntungan selain pengembalian jumlah pinjaman, sedangkan pihak peminjam diharuskan membayar uang pinjaman disertai dengan biaya sebagai keuntugan bagi pemberi pinjaman. Hampir semua perusahaan yang ada saat ini pun memiliki utang untuk mendanai investasi, menjalankan operasional serta melakukan ekspansi.

Pada setiap perusahaan, umumnya utang dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

Current Liabilities

Adalah utang yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun, ini termasuk utang jangka pendek, utang kepada supplier, dan kewajiban yang harus dibayar. Penting bagi perusahaan untuk dapat melunasi current liabilities agar kegiatan operasional tidak terganggu.

Long Term Liabilities

Adalah utang yang jauh tempo lebih dari waktu 1 tahun. Biasanya berbentuk pinjaman ke bank, obligasi perusahaan, dan kewajiban pajak. Walaupun tidak jatuh tempo dalam waktu dekat, namun utang jenis ini tetap harus dijaga tidak terlalu besar sehingga membebani perusahaan.

Kedua komponen utang ini jika dijumlahkan akan memberikan total liabilities, dimana ini sangat menentukan kesehatan finansial perusahaan. Ketika nilai aset lebih besar dari liabilities, maka perusahaan masih memiliki nilai (ekuitas positif). Namun ketika nilai aset lebih kecil daripada liabilities, maka sebenarnya perusahaan sudah tidak bernilai lagi (ekuitas minus) dan hanya menyisakan utang.

Untuk melihat kesehatan finansial suatu perusahaan, kita dibantu dengan beberapa rasio yaitu :

Quick Ratio / Rasio Cepat

Rasio ini digunakan dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang jangka pendek dengan aset likuid yang dimiliki. Yang termasuk aset likuid adalah nilai total current asset dikurangi dengan inventories, karena inventories dianggap sebagai aset yang membutuhkan waktu lama untuk dicairkan menjadi cash. Walaupun sebenarnya inventories dapat dijual secara cepat, tapi perusahaan harus menurunkan harga yang dapat mengorbankan margin usaha.

Cara menghitung quick ratio adalah mengurangi current aset dengan inventories terlebih dahulu, lalu dibagi dengan current liabilities. Hasil angka 1 berarti perusahaan mampu membayar utang jangka pendek dengan menggadaikan semua current assetnya, tidak termasuk dengan inventory. Semakin tinggi hasil perhitungan, maka kesehatan finansial suatu perusahaan semakin baik dan begitu juga sebaliknya.

Current Ratio / Rasio Lancar

Serupa dengan quick ratio, current ratio juga menghitung kesehatan finansial secara jangka pendek. Perbedaannya adalah current ratio turut menyertakan komponen inventories di dalam perhitungan. Current ratio sering juga disebut dengan working capital ratio.

Perhitungan current ratio adalah dengan membagi current asset terhadap current liabilities. Serupa dengan quick ratio, semakin tinggi hasil perhitungan maka kesehatan finansial perusahaan semakin baik. Namun rasio yang terlalu tinggi juga memunculkan opini bahwa perusahaan tidak menggunakan aset secara efisien karena banyak current asset yang menganggur.

Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini diperoleh dengan membagi total utang terhadap ekuitas perusahaan. Berbeda dengan current ratio dan quick ratio, DER memberikan perhitungan menyeluruh terhadap total utang yang dimiliki perusahaan. Semakin kecil hasil perhitungan mengindikasikan bahwa perusahaan mengambil lebih sedikit utang sehingga kesehatan finansial lebih baik.

Contoh Perhitungan

Balance Sheet Astra Otoparts (AUTO) tahun 2017 (dalam miliar Rp) :

Current Asset : 5.228

Inventories : 2.168

Total Liabilities : 3.041 (Current) + 961 (Long Term) = 4.003

Equity : 9.772

Quick Ratio : (5.228 - 2.168) / 3.041 = 1,0

Current Ratio : 5.228 / 3.041 = 1,71

Debt to Equity Ratio : 4.003 / 9.772 = 0,4

Perlu diketahui bahwa ketiga rasio di atas hanya dapat digunakan untuk membandingkan saham-saham pada industri yang sama karena setiap industri memiliki karakteristik yang berbeda. Beberapa kasus khusus mengenai rasio utang :

- Sektor manufaktur umumnya memiliki rasio DER yang lebih tinggi hingga di atas angka 2 karena kebutuhan untuk investasi di mesin yang tinggi

- Sektor retail umumnya memiliki current ratio yang rendah di bawah 1 karena perusahaan dapat bernegosiasi untuk mendapatkan credit term yang lebih panjang

Conservative Debt : Long Term Liabilities < 3-4x Net Income

Dalam buku Secret of Millionaire Investors, Adam Khoo menuliskan salah satu saham yang memenuhi syarat value investing adalah utang yang konservatif dimana jumlah utang jangka panjang berada di bawah 3-4 kali lipat dari keuntungan bersih perusahaan. Dengan begini, perusahaan dapat dengan mudah membayar kembali utang jangka panjang tersebut.

Comments

Post a Comment

RECENT POSTS

    Popular posts from this blog

    Kapan Waktu Terbaik Membeli Saham?

    Lo Kheng Hong & Haiyanto Masuk Saham ABMM

    Haiyanto dan Surono Subekti Masuk ke Saham CFIN

    Benarkah Reksadana dan Unit Link Tidak Lebih Baik dari Saham?

    Apa yang Dapat Dipelajari dari Delisting Saham INVS ?

    Prospek Saham APLN dengan Penghentian Reklamasi Pulau G

    Portofolio Saham Lo Kheng Hong 2022

    Investasi Emas dan Cara Menghitung Harga Emas secara Real

    Perjalanan Sukarto Bujung dan Surono Subekti di saham MICE

    Saham TELE Turun di bawah Harga IPO, Apakah Masih Ada Prospek?