HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Haiyanto Cuan Miliaran dari Saham INAI

Haiyanto sebenarnya bukanlah nama yang baru di bursa saham Indonesia walau memang nama beliau tidak seterkenal Lo Kheng Hong. Data mengenai dirinya pun tidak banyak ditemukan di internet dan publik hanya mengenal nama tersebut dari beberapa laporan keuangan yang menempatkan beliau dalam komposisi pemegang saham. Keuntungan yang diperoleh beliau di bursa saham pun tidak pernah dipublish oleh berbagai media.

Namun ketika penulis sedang melakukan research saham, penulis menemukan hal yang menarik mengenai saham INAI yaitu terdapat nama Haiyanto di dalamnya. Dan ternyata beliau memperoleh untung besar di saham yang namanya tidak terlalu familiar di bursa saham. Mari kita lihat bagaimana kinerja saham INAI yang dihold oleh Haiyanto

Indal Aluminium Industry (INAI)
Berdiri pada tahun 1971, perusahaan bergerak di bidang manufaktur dan fabrikasi produk profil aluminium ekstrusion dan instalasinya. Per tahun 2017 pendapatan perusahaan bersumber dari 3 divisi yaitu Construction Service sebesar 40%, Aluminium Product sebesar 59%, dan lain-lain 1%. Penjualan INAI pun tersebar di berbagai benua dengan komposisi 60% lokal, 18% Amerika, 8% Australia & Pacific, 8% Asia, dan 6% Eropa.

Komposisi pemegang saham 2017 memiliki 7 pemegang saham dengan persentase di atas 5% selain masyarakat. Namun sebenarnya 6 nama perusahaan yang tertera di atas semuanya terafiliasi dengan Maspion Group yang memegang total kepemilikan saham 67,25%. Selain Maspion Group ada nama investor perorangan Haiyanto yang memegang 67,9 juta lembar saham atau setara 10,72%., sedangkan publik memegang 22,01% saham perusahaan

Jika melihat ke dalam struktur top management, maka bisa kita ketahui bahwa Indal sebenarnya masih merupakan perusahaan keluarga dengan posisi strategis diisi oleh Alim Markus (anak tertua), Alim Mulia Sastra dan Alim Prakarsa, dan Gunardi (salah satu pendiri Maspion Group). Selain itu juga terlihat dari perdagangan saham yang kurang likuid karena rendahnya jumlah saham publik serta kecenderungan investasi jangka panjang.

Dari data laporan keuangan, perusahaan saat ini sedang mengalami perlambatan penjualan dengan tren penjualan yang menurun dari tahun 2015 ke 2017. Untungnya perseroan terbantu dengan kenaikan harga komoditas aluminium sehingga walaupun penjualan turun tapi laba masih bisa naik. Jumlah saham yang meningkat di tahun 2017 adalah karena aksi stock split dengan rasio 1:2, dimana perusahaan juga pernah stock split sebelumnya di tahun 2014.

Baca : Stock Split, Reverse dan Stock Buyback

Data laporan neraca memperlihatkan jumlah aset berfluktuasi diikuti dengan turunnya jumlah liabilitas, aktiva lancar dan liabilitas lancar. Yang terpenting adalah jumlah ekuitas perusahaan selalu naik setiap tahunnya dari Rp 239,8 miliar di tahun 2015 menjadi Rp 277,4 miliar di tahun 2017.

Berdasarkan beberapa rasio yang dilampirkan pada laporan keuangan, INAI terbilang baik dari segi perolehan rata-rata ROE yang berada di atas angka 10%. Sedangkan ROA perusahaan kurang baik dengan perolehan di bawah 5%. Rendahnya net profit margin bisa ditolerir karena profit perusahaan memang bergantung dari harga komoditas. Yang perlu diperhatikan adalah rasio utang DER yang terbilang tinggi dengan rata-rata di atas angka 3.

Baca : Utang DER

Perusahaan juga terbilang royal dalam mendistribusikan dividen yang dimulai dari tahun 2013 hingga tahun 2017. Nominal dividen yang dibagikan pun sangat besar dengan rata-rata di atas 6% yang notabene lebih besar dari bunga deposito perbankan. Hanya di tahun 2014 saja dimana dividen yang dibagikan perusahaan di bawah 6% yaitu 2,58%.

Baca : Dividen

Investasi Haiyanto
Berikut tabel yang berisikan data kepemilikan Haiyanto pada saham INAI yang dimulai dari tahun 2012. Ada kemungkinan jika beliau sudah masuk lebih dahulu dengan persentase yang lebih kecil di tahun 2011, namun penulis tidak bisa mendeteksinya karena hanya kepemilikan 5% yang ditampilkan di laporan keuangan. Oleh karena itu penulis berasumsi bahwa ia masuk posisi di tahun 2012.

Investor kawakan Haiyanto diketahui membeli saham INAI terbagi menjadi 3 periode yaitu di tahun 2012 sebanyak 16 juta lembar, tahun 2013 sebanyak 884 ribu lembar dan tahun 2016 sebanyak 2.700 lembar. Setelah melakukan kalkulasi berdasarkan harga saham rata-rata diperoleh modal investasi yang ia keluarkan adalah Rp 9,54 miliar dengan kepemilikan 67,9 juta lembar saham setara 10,72% jumlah saham beredar.

Menilik harga penutupan saham INAI di bulan Juni 2018 yang berada di harga Rp 580/lembar, maka kekayaan Haiyanto yang bersumber dari INAI adalah Rp 39,3 miliar (67.927.400 x Rp 580). Dengan ini Haiyanto memperoleh keuntungan sebesar Rp 29,8 miliar atau setara 310% dari capital gain. Ini pun belum termasuk dari keuntungan perolehan dividen yang berkisar di angka 40% lebih.

Kesimpulan
Melihat dari beberapa saham yang dihold oleh Haiyanto, penulis menemukan bahwa rata-rata saham yang ia miliki bukanlah saham yang sedang hot, naik daun ataupun populer di telinga kebanyakan orang. Dari contoh saham ini, kita dapat mempelajari bahwa bahkan saham yang tidak populer sekalipun bisa memberikan hasil menarik. Fundamental perusahaan yang baik dan investasi jangka panjang menjadi kunci untuk memperoleh hasil yang baik.

Comments

  1. Brp PBV dan PER INAI saat bpk HAIYANTO masuk ke company ini? Mohon infonya suhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak ada yang bisa mengetahui pada PER dan PBV berapa Bpk Haiyanto masuk ke saham ini kecuali beliau sendiri dan pihak sekuritas. Penulis juga tidak memiliki data yang cukup untuk mengetahui tahun berapa persisnya beliau masuk ke saham INAI.

      Delete
  2. maaf, pak kalo kurang likuid, saham gitu banyak. jual nya di pasar nego berarti ya pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan melihat jumlah saham Haiyanto sebesar itu dan volume transaksi saham yang kecil, dimungkinkan transaksi melalui pasar nego dimana ada perantara broker yang membantu untuk pertemukan penjual dan pembeli

      Delete
  3. saya tanggal 15 agustus lalu, baru beli saham INAI. berharap dapet dividen di tahun depan :D

    ReplyDelete

Post a Comment

RECENT POSTS

    Popular posts from this blog

    Kapan Waktu Terbaik Membeli Saham?

    Lo Kheng Hong & Haiyanto Masuk Saham ABMM

    Haiyanto dan Surono Subekti Masuk ke Saham CFIN

    Apa yang Dapat Dipelajari dari Delisting Saham INVS ?

    Prospek Saham APLN dengan Penghentian Reklamasi Pulau G

    Benarkah Reksadana dan Unit Link Tidak Lebih Baik dari Saham?

    Analisa Saham Menggunakan PER dan PEG

    Perjalanan Sukarto Bujung dan Surono Subekti di saham MICE

    Saham TELE Turun di bawah Harga IPO, Apakah Masih Ada Prospek?

    BBKP Revisi Laporan Keuangan, Bagaimana Kondisi Perusahaanya?