Ulasan Lengkap Mengenai Dividen
Perusahaan start-up dan yang berukuran menengah ke bawah biasanya jarang membagikan dividen karena mereka memilih untuk menginvestasikan kembali seluruh keuntungan agar dapat digunakan untuk ekspansi secara masif. Sedangkan perusahaan besar biasanya sudah memiliki keterbatasan dalam berkekspansi serta keuntungan yang diperoleh sudah terlalu besar jika hanya digunakan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan.
Sebagai contoh :
Perusahaan XYZ memperoleh keuntungan sebanyak Rp 10 miliar di tahun 2016
Di tahun 2017, board of director memutuskan untuk mengalokasikan dana sebanyak 30% dari keuntungan tahun lalu untuk didistribusikan sebagai dividen (Payout Ratio = 30%) yaitu Rp 3 miliar
Perusahaan memiliki 1 juta lembar saham yang beredar dengan harga Rp 50.000/lembar
Dividen per share (DPS) :
= Dana dividen : Jumlah saham yang beredar
= Rp 3.000.000.000 : 1.000.000
= Rp 3.000/saham
Pendapatan dividen / dividend yield :
= Rp 3000 (DPS) : Rp 50.000 (harga saham)
= 0,06 atau 6%
Dari contoh di atas, kita sebagai investor perlu leibh cermat dalam mengamati dividen yang akan diterima. Jangan mudah tergiur oleh nominal dividen yang besar, tanpa memperhitungkan sisi lainnya. Beberapa point yang perlu kita awasi :
Dividend yield
Menurut penulis, dividen yang besar adalah dividen yang dapat mengalahkan bunga deposito. Deposito adalah sebuah instrumen investasi yang bisa dikatakan tanpa resiko, dengan bunga yang ditawarkan berkisar 5,5-7%. Seperti kita ketahui bahwa resiko dari produk perbankan sangatlah kecil karena telah dijamin oleh pemerintah melalui LPS. Oleh karena itu jika kita bisa memperoleh dividen di atas itu, tentunya sangat baik mengingat saham juga menawarkan capital gain dimana deposito tidak menawarkan hal tersebut.
Payout ratio
Selain dividend yield, kita juga harus memperhatikan payout ratio. Umumnya payout ratio berkisar di antara 20-50% dari keuntungan tahun lalu. Tidak ada artinya jika pendapatan dividen yang besar bersumber dari payout ratio yang terlalu besar. Penulis lebih suka payout yang tidak melebihi 50% karena sisa keuntungan dapat digunakan untuk investasi yang akan menghasilkan pertumbuhan di masa depan.
Jika payout ratio terlalu besar, maka kita harus bertanya apakah perusahaan masih bisa bertumbuh? Kenapa mereka tidak menggunakan sebagian keuntungan untuk diinvestasikan kembali ke dalam bisnis yang sedang berjalan. Yang terbaik adalah payout ratio yang stabil tapi dividend yield terus meningkat. Itu berarti perusahaan terus bertumbuh dengan sebagian keuntungan yang diinvestasikan kembali.
Jumlah saham yang beredar
Rumus perhitungan di atas menunjukkan bahwa jumlah saham beredar memegang peranan cukup penting dalam peroleh dividen. Jika jumlah saham beredar bertambah, potensi dividen yang diterima oleh investor akan menurun dan juga sebaliknya. Oleh karena itu, kita perlu hati-hati terhadap aksi seperti right issue, dan bonus stock. Untuk aksi stock split tidak akan mempengaruhi dividend yield karena harga saham perusahaan juga mengalami penurunan.
Baca juga :
Stock Split, Reverse dan Stock Buyback
Keuntungan dan Kerugian Right Issue
Cara kerja Dividen
Setiap ada pengumuman mengenai perusahaan yang membagikan dividen, para investor akan disajikan tanggal-tanggal yang berhubungan dengan tanggal pencatatan. Berikut istilah-istilahnya :
Cum date
Adalah tanggal terakhir pencatatan siapa investor yang berhak untuk menerima dividen. Misalnya saham DEF menjadwalkan cum date di 5 Januari 2017, bagi investor yang memiliki saham DEF hingga tanggal tersebut berhak untuk dividen walaupun investor tersebut baru membeli 1-2 hari sebelumnya.
Ex cum date
Adalah tanggal dimana investor sudah tidak berhak untuk dividen, biasanya berjarak 1 hari setelah cum date. Saham DEF memiliki ex cum date di 6 Januari 2017, bagi investor yang baru membeli di tanggal tersebut tidak akan terdaftar sebagai penerima dividen. Biasanya ex cum date menjadi hari dimana trader melepas saham sehingga menyebabkan harga saham turun, potensi turun akan mendekati nominal dividen yang dibayarkan.
Tanggal Pembayaran
Biasa berjarak 15 hari hingga 1 bulan dari ex cum date dimana dividen akan masuk ke account sekuritas investor. Perlu diingat bahwa setiap dividen tunai akan selalu dikenakan dengan PPH sebesar 10%
Special Case - Warren Buffett
Berkshire Hathaway sebagai holding company yang dimiliki oleh Warren Buffett, tercatat hanya pernah membagikan dividen 1 kali di tahun 1967, dividen tersebut pun diberikan sebelum Buffett menjadi pengendali di perusahaan tersebut. Buffett lebih memilih menginvestasikan kembali keuntungan untuk menghasilkan pertumbuhan bagi perusahaan. Buffett melalui Berkshire Hathaway juga terkenal sering melakukan akuisisi perusahaan berkinerja baik ataupun market leader di segmennya.
Selain itu Buffett juga lebih suka aksi buyback ketika harga saham dirasa murah atau undervalued. Buffett percaya dengan menginvestasikan kembali ke bisnis akan memberikan hasil yang lebih baik untuk jangka panjang dimana hal tersebut akan terbayar dengan capital gain saham. Terbukti dengan uang 1.000 USD yang diinvestasikan pada saham Berkshire Hathaway (BRK-A) di tahun 1900 akan menjadi 35.000 USD di tahun 2017. Capital gain yang diperoleh sebesar 3400%, yang jika dibagi dengan 27 tahun maka hasilnya 125% per tahun (tanpa perhitungan compounded).
Baca : Belajar dari Warren Buffett Mengenai Bisnis Textile
Kesimpulan
Penjelasan di atas tentunya dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai dividen secara mendalam. Melengkapi dengan quote dari John Burr Williams : "A cow for her milk, a hen for her eggs, and a stock for her dividends." yang memiliki arti bahwa saham yang baik haruslah menghasilkan dividen. Sebagai tambahan juga bahwa dividen dapat mengurangi book value dari sebuah perusahaan karena akan ada aset berupa cash yang keluar. Hal tersebut juga perlu diperhitungkan dalam menganalisa nilai intrinsik suatu perusahaan.
Comments
Post a Comment