Posts

Showing posts from September, 2017
HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Mengapa Saham Undervalued Terus Turun?

Image
Undervalued adalah sebuah istilah finansial dimana suatu investasi dijual dibawah nilai seharusnya. Penggunaan istilah ini sering ditemukan pada investasi saham dimana harga saham tersebut lebih rendah dari harga seharusnya. Warren Buffett adalah salah satu investor yang terkenal dengan strategi membeli saham undervalued dengan tujuan meminimalkan resiko serta mengoptimalkan potensi keuntungan. Tidak ada aturan baku yang menentukan apakah suatu saham tergolong undervalued atau overvalued (dijual di atas harga seharusnya). Aturan ini kembali kepada masing-masing investor dalam melihat suatu saham. Kategori undervalued biasanya dapat dianalisa dari laporan keuangan perusahaan seperti return on equity, asset, cash flow, sales dan beberapa komponen lainnya. Walaupun tidak ada aturan baku, ada beberapa rasio yang digunakan sebagai pedoman sebagai berikut :  Price to Earning Ratio (PER) Adalah rasio finansial yang digunakan untuk mengukur nilai perusahaan dengan cara membandingkan harg

BSDE Tambah Kepemilikan Saham atas PLIN

Image
Pada tanggal 25 Agustus 2017, Bursa Efek Indonesia menginformasikan telah terjadinya pembelian saham Plaza Indonesia Realty (PLIN) oleh Bumi Serpong Damai (BSDE). Pada transaksi ini, BSDE menambah 20 juta lembar saham di harga Rp 3.000 dengan menghabiskan dana Rp 60 miliar. Dengan begitu BSDE memiliki 1,35 miliar lembar saham atau setara 38,27% kepemilikan PLIN. Hal ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru mengingat BSDE secara agresif terus melakukan pembelian saham PLIN. Dimulai dari tahun 2013, BSDE mengakuisisi 8,23% saham PLIN dan terus bertambah setiap tahunnya. Pembelian terbesar dilakukan sepanjang tahun 2014 yaitu dari kepemilikan 8,23% menjadi 34,2% atau meningkat 26%. Berlawanan dengan aksi Sinarmas Group, MNC Group malah terus mengurangi kepemilikan saham PLIN dimulai dari tahun 2013 dengan kepemilikan sebanyak 25,3% menjadi 16,7% atau turun 8,6%. MNC Group memegang saham Plaza Indonesia melalui anak usahanya yaitu PT MNC Land (KPIG). Beberapa perusahaan go public

Saham PADI Diborong, Siapakah Setiawan Ichlas?

Image
Nama Setiawan Ichlas tiba-tiba menjadi buah bibir di bursa saham ketika memborong saham perusahaan Minna Padi Investama. Tercatat ada 2 kali aksi yang dilakukan oleh Setiawan di pasar negosiasi yaitu : - 4 Agustus 2017 : 1,25 miliar lembar di harga Rp 350 = Rp 437,5 miliar - 11 Agustus 2017 : 250 juta lembar di harga Rp 350 = Rp 87,5 miliar Total 1,5 miliar lembar saham dengan nilai Rp 525 miliar berpindah tangah dan menempatkan nama Setiawan Ichlas menjadi pemegang saham pribadi terbesar dengan kepemilikan perusahaan sebesar 13,27%. Merujuk laporan keuangan tahun 2016, pemegang saham pribadi ada 2 orang yaitu Eveline Listijosuputro sebayak 1,3 miliar lembar atau 12,3% dan Henry Kurniawan Latief sebanyak 26 juta lembar atau 0,23%. Selain itu saham PADI dipegang oleh public sebanyak 80% dan PT Swakaryajaya sebanyak 6,9%. Harga pembelian saham Rp 350/lembar menjadi hal yang mengejutkan mengingat harga saham PADI di bursa saham berkisar di harga Rp 1.100 - Rp 1.500. Dengan me

Hypermart Telat Bayar Pemasok, Bagaimana Kondisi MPPA?

Image
Belakangan ini terdengar kabar yang kurang menyenangkan mengenai salah satu perusahaan retail terbesar di Indonesia yaitu Hypermart. Anak usaha dari group saham MPPA / Matahari Putra Prima, dikabarkan sedang menunggak pembayaran kepada para pemasok. Manajemen berjanji akan melunasi semua utang yang telah jatuh tempo di tanggal 14 September nanti. Kondisi kurang baik ini pun juga dialami oleh PT. Hero Supermarket (HERO) yang telah menutup 74 gerai di sepanjang tahun 2015. Lalu di tahun 2016 ini, HERO juga melakukan transfer dan menutup convenience store Starmart sebanyak 84 gerai. Walaupun begitu kondisi laporan keuangan HERO masih terbilang cukup baik dengan membukukan keuntungan bersih Rp 120 miliar di tahun 2016. Seven Eleven menjadi contoh terburuk yang sampai harus menutup seluruh gerai per akhir Juni 2017. Akan tetapi beberapa tahun yang berat ini sepertinya tidak dialami oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT). Peritel minimarket yang terkenal dengan nama Alfamart terus memb