Posts

Showing posts from May, 2018
HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Investasi Lo Kheng Hong di Saham WOMF

Image
Nama Lo Kheng Hong di bursa saham Indonesia selalu menjadi pembicaraan hangat apalagi ketika dia sedang masuk posisi di suatu saham. Banyak investor berusaha mencari-cari saham apa saja yang sedang ia pegang dan beberapa lainnya pun ingin mengikuti jejak investasinya. Saat ini investasi LKH yang paling diketahui oleh umum ada 2 yaitu di Petrosea (PTRO) dan Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS). Kedua investasi LKH di saham PTRO dan MBSS pun dapat terlihat dengan jelas karena masuk ke dalam 20 pemegang saham terbesar dan berada di posisi yang cukup tinggi. Per tahun 2017 ini, Lo Kheng Hong tercatat sebagai pemegang saham terbesar no 2 di PTRO dengan kepemilikan 117,9 juta lembar atau setara 11,7%. Sedangkan di saham MBSS, LKH tercatat di urutan ketiga dengan 78,3 juta lembar atau setara 4,5%. Ternyata selain kedua saham tersebut, LKH juga memiliki posisi di saham WOMF yang tidak banyak orang tahu. Hal ini mungkin karena jumlah saham yang dimiliki tidak terlalu besar dan nilai investasi t

5 Psikologi Penyebab Gagal Berinvestasi Saham

Image
Bagi investor maupun trader yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia saham, pastinya akan sering melihat gambar ini. Beberapa yang pernah merasakan kepahitan akibat saham akan merasa bahwa market selalu mempermainkan mereka dan ragu apakah investasi saham benar-benar dapat memberikan keuntungan. Bagi yang sudah memperoleh buah hasil dari saham mungkin akan tersenyum dan mengatakan dulu saya pernah merasakan hal seperti itu. Menutip quote dari Warren Buffett " Success in investing doesn't correlate with I.Q once you're above the level of 125. Once you have ordinary intelligence, what you need is the temperament to control the urges that get other people into trouble in investing. " yang berarti bahwa IQ bukanlah hal utama dalam berinvestasi, melainkan temperamen atau psikologi lah yang lebih berperan penting dalam kesuksesan berinvestasi. Berikut 5 psikologi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam berinvestasi :  1. Greed and Fear Adalah kondisi emosi

PNIN : Saham yang Selalu Undervalued

Image
Berbicara mengenai saham undervalued, Panin Insurance (PNIN) selalu menjadi topik hangat dimana harga saham perusahaan terbilang sangat murah. Hampir semua investor yang beraliran analisa fundamental pun tidak menampik mengenai hal tersebut. Namun penantian panjang pun tampaknya tidak membuahkan hasil, harga saham PNIN pun tak kunjung mencetak rekor dalam rentang waktu lebih dari 10 tahun. Ketika saham undervalued lainnya sudah bergerak naik tinggi, saham ini pun masih jalan di tempat. dengan pergerakan yang rendah. Beberapa investor yang tidak sabar pun sudah melupakan saham ini dan tidak pernah berani untuk menyentuh kembali. Padahal jika dilihat dari kinerjanya, saham ini termasuk sebagai perusahaan berkinerja baik. Paninvest (PNIN) Berdiri tahun 1973 dengan nama PT Pan Union Insurance, perusahaan mulanya bergerak di bidang asuransi kerugian. Pada tahun 1992, perusahaan go public dan berubah nama menjadi PT Panin Insurance. Lalu di tahun 2014, PNIN pun kembali mengubah nama me

BBKP Revisi Laporan Keuangan, Bagaimana Kondisi Perusahaanya?

Image
Di bulan April 2018 ini, perusahaan yang bergerak di bidang perbankan Bank Bukopin (BBKP) menerbitkan laporan keuangan untuk periode tahun 2017. Agenda reguler ini pun menjadi tidak biasa karena terdapat perbedaan LK di tahun sebelumnya yaitu 2015 dan 2016. Hal mengejutkan ini seakan memberi informasi bahwa semua LK sebelum tahun 2017 dapat dikatakan salah. Nilai aset, ekuitas, NPL (non performing loan), pendapatan, dan laba perusahaan yang pernah dilaporkan pun seolah-olah bukanlah hal yang penting lagi karena dalam sekejap bisa berubah. Kapabilitas KAP Purwantono yang terafiliasi dengan Ernst & Young pun dipertanyakan berkaitan dengan kasus ini, mengingat EY adalah salah satu dari The Big Four (4 perusahaan audit dan konsultan terbesar di dunia). Bank Bukopin (BBKP) Berdiri pada tahun 1970, BBKP sebelumnya memiliki nama Bank Umum Koperasi Indonesia dengan bisnis inti di 4 sektor yaitu UKM, mikro, konsumer dan komersial. Bank milik swasta ini melakukan IPO di tahun 2006 dan