Posts

Showing posts from January, 2018
HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Apakah Bitcoin Adalah Investasi?

Image
Tahun 2017 lalu, bitcoin benar-benar menjadi topik pembicaraan panas di dunia investasi. Hanya dalam kurun waktu 1 tahun, nilai bitcoin tumbuh hingga 1.800% mulai dari USD 1.000 di bulan Januari menjadi USD 19.000 di bulan Desember. Tentunya pertumbuhan ini memancing perhatian banyak spekulan maupun investor untuk masuk ke dalam bitcoin. Dengan kenaikan tersebut, market cap bitcoin pun bernilai lebih dari USD 200 miliar. Jika dibandingkan dengan US stock market, maka bitcoin termasuk ke dalam top 30 perusahaan terbesar dari segi market cap. Bitcoin bisa disejajarkan dengan perusahaan pemilik brand Chevron, Intel, Oracle dan Citibank.  Bitcoin Adalah mata uang digital yang termasuk dalam kategori cryptocurrency. Transaksi dilakukan tanpa melalui perantara bank central atau pemerintah, oleh karena itu banyak negara yang melarang penggunaan mata uang tersebut. Bitcoin dikembangkan pada tahun 2009 oleh sekolompok orang menggunakan nama Satoshi Nakamoto. Pada tahun 2017 dipre

Menghitung Waktu Investasi dengan Rule 72

Rule 72 adalah keajaiban matematika yang digunakan untuk menghitung berapa lama suatu investasi berubah menjadi 2 kali lipat. Formulasi ini diciptakan oleh Albert Einstein dengan keunggulan utama terletak pada perhitungan bunga berbunga (compound interest). Warren Buffett juga merupakan salah satu investor yang terbantu dengan Rule 72 sehingga tidak diperlukan rumus yang sulit dalam menghitung tingkat pengembalian. Jumlah Tahun = 72 : Bunga per Tahun Sebagai contoh : Bunga deposito : 6% nett, jumlah tahun yang dibutuhkan untuk menjadi dua kali lipat adalah 72 : 6% = 12 tahun. Kita dapat mengecek kebenaran formula tersebut dengan melakukan perkalian secara manual seperti angka 100 (modal awal) dikalikan dengan 1.06 (pokok + bunga) sebanyak 12 kali (tahun). Hasil akhir yang diperoleh akan mendekati angka 200 yaitu 201. Formula ini tidak dapat memberikan angka yang benar-benar tepat, namun memberikan hasil yang paling mendekati sehingga dinilai cukup bermanfaat digunakan sebagai

Perjalanan Saham LPKR dan LPCK di Proyek Meikarta

Image
Pada pertengahan tahun 2017 lalu, Meikarta disebut-sebut sebagai proyek properti terbesar diantara kondisi properti yang sedang lesu ini. Pihak manajemen pun menggarap proyek ini secara ambisius dengan beriklan di berbagai media televisi maupun cetak. Hasilnya pun cukup gemilang dengan dicapainya penjualan 150.000 unit apartemen per November 2017. Artikel Sebelumnya :  Analisa Saham LPCK dengan Proyek Meikarta Senilai 278 Triliun Kendati demikian, beberapa pengembang besar lainnya lebih memilih untuk menahan launching properti karena takut tenggelam oleh euforia Meikarta. Di lain sisi, kasus reklamasi yang tak kunjung usai pun turut menahan ekspansi 2 pengembang besar yaitu Agung Podomoro Land (APLN) dan Agung Sedayu Group. Baca :  Prospek Saham APLN dengan Penghentian Reklamasi Pulau G Namun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kasus reklamasi, Meikarta juga menerima berbagai kritikan dan pencekalan yang tidak kalah heboh. Berikut beberapa informasi dan berita terkait proye

Apa Penyebab Harga Saham Naik?

Image
Semua investor maupun trader yang berinvestasi di bursa saham pastinya selalu mengharapkan kenaikan harga saham yang dimiliki. Dengan adanya kenaikan saham, maka investor pun dapat meraup keuntungan dari hasil investasi tersebut. Oleh karena itu, banyak investor pemula yang terus mencari tahu apa alasan utama dibalik kenaikan harga saham. Bagi para investor jangka pendek atau trader, mereka menggunakan analisa teknikal sebagai panduan bahwa suatu saham sedang memasuki fase uptrend (naik) atau fase downtrend (turun). Analisa teknikal yang digunakan pun sangat beragam mulai dari moving average, bollinger bands, candlestick pattern, fibonacci, MACD hingga menggabungkan banyak analisa teknikal tersebut menjadi satu. Berbeda dari trader yang menggunakan analisa teknikal, investor jangka panjang juga menggunakan analisa yang tidak kalah rumit pula. Mereka menggunakan analisa fundamental seperti data price to earning ratio (PER), price to book value (PBV), return on equity (ROE), debt to