Posts

Showing posts from 2018
HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Jejak Haiyanto di Saham KDSI

Image
Langkah investor dengan modal besar di bursa saham selalu menjadi pembicaraan menarik bagi kebanyakan orang. Ketika market capitalization suatu peursahaan tidak terlalu besar, nama-nama investor kelas kakap pun mudah untuk dilihat dari komposisi pemegang saham di atas 5%. Kali ini penulis akan membahas mengenai kepemilikan saham PT. Kedawung Setia Industrial (KDSI) oleh Haiyanto. Berikut ini adalah jejak langkah Haiyanto pada perusahaan yang bergerak di industri peralatan rumah tangga. Penulis hanya dapat menemukan jejak beliau mundur hingga di tahun 2010 dengan kepemilikan saham 19,8 juta lembar atau setara 4,9%. Saham yang dipegang terus berfluktuasi dengan 4 kali penambahan dan 2 kali aksi pengurangan. Penambahan terbesar dilakukan di tahun 2010 dengan tambahan 8 juta lembar hingga kepemilikan saham menjadi 27,9 juta lembar. Pengurangan terbesar berada di tahun 2002 dengan dijualnya 6,2 juta saham, dimana ini mungkin adalah momentum yang pas mengingat harga saham di tahun ter

Kapan Saat Terbaik Menjual Saham?

Banyak ulasan, stockpick dan rekomendasi yang ada saat ini lebih sering membahas mengenai entry suatu saham. Ulasan entry selalu menarik untuk dibahas karena berkaitan dengan kesempatan untuk menghasilkan keuntungan. Namun sebenarnya strategi exit juga tidak kalah penting dibandingkan entry karena di situlah saat kita merealisasikan suatu posisi menjadi profit atau loss. Profit atau loss pun sebenarnya tidaklah nyata hingga saham tersebut kita jual, hal ini sering disebut dengan paper profit / paper loss. Selama posisi saham masih dihold, masih ada kemungkinan bagi saham yang sudah naik menjadi turun dan juga sebaliknya. Di sinilah keyakinan investor berperan besar dalam menentukan hold agar profit semakin besar atau membalikkan keadaan dari loss menjadi profit. Lalu Kapan Saat Terbaik untuk Menjual Saham? 1. Target Profit / Loss Tercapai Umumnya ini adalah hal yang sering dilakukan oleh trader jangka pendek dimana setiap posisi selalu memiliki target profit dan loss yang siap ditan

Kemelut Saham Tiga Pilar Sejahtera (AISA)

Tampaknya tidak salah jika penulis katakan bahwa saham AISA merupakan salah satu saham yang paling hot diperbincangkan di tahun 2018 ini. Terlihat berbagai pembahasan yang tidak kunjung reda di salah satu forum saham terbesar. Lalu diikuti dengan pemberitaan media investasi yang selalu mengundang ketertarikan besar terutama bagi pemegang saham maupun penontonnya. Di sini penulis coba merangkumkan kemelut yang terjadi di tubuh perusahaan : Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) Telah berdiri sejak 26 tahun yang lalu di tahun 1992, perseroan memiliki berbagai produk makanan seperti mie, bihun, mie instan, wafer, biskuit, permen dan terakhir adalah snack Taro yang dibeli dari Unilever (UNVR). Strategi perusahaan untuk memperbesar volume penjualan dengan divisi beras tampaknya tidak memberikan hasil yang baik. Juli 2017 Kasus beras oplosan muncul menyeret anak usaha Tiga Pilar yaitu PT Indo Beras Unggul. Sebanyak 1.161 ton beras disita oleh pemerintah sebagai barang bukti. Kasus lainnya

BBTN Terjerat Kasus Pembobolan, Bagaimana Prospeknya?

Image
Bulan April hingga Juni 2018 ini menjadi momen dimana saham BBTN mengalami penurunan cukup dalam. Dari posisi tertinggi di Rp 3.750, saham BUMN ini turun hingga ke level Rp 2.370/lembar. Bank BTN pun harus rela kehilangan 36% kapitalisasi pasar bersamaan dengan para investor yang membukukan kerugian jika masuk di harga yang cukup tinggi. Hal ini sebenarnya tidaklah mengherankan karena memang di periode tersebut bursa saham sedang mengalami koreksi. Hampir semua sektor turun beriringan dengan IHSG dan itu juga dialami oleh sebagian besar saham sektor perbankan. Akan tetapi BBTN masuk ke dalam salah satu saham perbankan yang membukukan penurunan paling dalam. Banyak investor mulai mengaitkan penurunan ini dengan kasus yang tengah melilit Bank BTN. Sebenarnya mulai dari tahun 2016, BBTN telah terjerat dengan kasus pemalsuan bilyet yang merugikan nasabah Rp 240 miliar. Kasus ini pun sudah dibawa ke ranah hukum dan telah memenjarakan beberapa orang yang terlibat dalam aksi ini. Namu

Mana yang Lebih Penting : Win or Don't Loss?

Image
Setiap investor yang berencana masuk ke bursa saham selalu berharap untuk memperoleh keuntungan besar dari investasi mereka. Tidak ada yang salah dengan mindset ini, tapi nyatanya hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak investor setelah mendapatkan keuntungan menjadi terlalu percaya diri sehingga keuntungan pun berbalik menjadi kerugian. Setelah beberapa kerugian yang membuat stress akhirnya mereka pun menyerah dari bursa saham. Lalu ketika bertemu dengan teman atau keluarga, mereka selalu mengatakan bahwa investasi saham sangat beresiko. Beberapa orang lainnya walaupun telah mengalami kerugian tidak pantang menyerah dan terus mencoba berharap suatu hari nanti bisa memperoleh keuntungan. Mengutip quote dari Warren Buffett ada 2 peraturan sederhana mengenai investasi :  "Rule no 1 : never lose money, Rule no 2 : never forget rule no 1" . Dari quote ini sudah jelas bahwa hal terpenting dalam investasi tidak terletak pada berapa keuntungan yang dapat kita cap

Haiyanto Cuan Miliaran dari Saham INAI

Image
Haiyanto sebenarnya bukanlah nama yang baru di bursa saham Indonesia walau memang nama beliau tidak seterkenal Lo Kheng Hong. Data mengenai dirinya pun tidak banyak ditemukan di internet dan publik hanya mengenal nama tersebut dari beberapa laporan keuangan yang menempatkan beliau dalam komposisi pemegang saham. Keuntungan yang diperoleh beliau di bursa saham pun tidak pernah dipublish oleh berbagai media. Namun ketika penulis sedang melakukan research saham, penulis menemukan hal yang menarik mengenai saham INAI yaitu terdapat nama Haiyanto di dalamnya. Dan ternyata beliau memperoleh untung besar di saham yang namanya tidak terlalu familiar di bursa saham. Mari kita lihat bagaimana kinerja saham INAI yang dihold oleh Haiyanto Indal Aluminium Industry (INAI) Berdiri pada tahun 1971, perusahaan bergerak di bidang manufaktur dan fabrikasi produk profil aluminium ekstrusion dan instalasinya. Per tahun 2017 pendapatan perusahaan bersumber dari 3 divisi yaitu Construction Service

Prospek Saham BNBR Usai Reverse Stock

Image
Sungguh malang nasib saham Bakrie & Brothers (BNBR). Baru saja perusahaan melakukan reverse stock yang menaikkan harga saham menjadi Rp 500/lembar. Dalam selang waktu 1 bulan dari tanggal reverse stock 31 Mei 2018, kini saham BNBR telah disuspen di harga Rp 70/lembar atau turun sebanyak 86%. Jika nantinya gembok suspen dibuka, bukan tidak mungkin harga saham bisa kembali lagi ke Rp 50. Aksi korporasi ini pun terbilang gagal total karena tidak berhasil mengembalikan kepercayaan dari investor. Melalui artikel kali ini, penulis akan coba menjabarkan situasi dan kinerja perusahaan Bakrie & Brothers Bakrie & Brothers (BNBR) Didirikan tahun 1961 oleh alm. H. Achmad Bakrie yang merupakan cikal bakal bisnis konglomerat Group Bakrie. Achmad Bakrie sebagai generasi pertama Bakrie mengembangkan usaha mulai dari manufaktur pipa baja hingga menjadi holding company dengan puluhan anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang usaha. Mulanya BNBR adalah holding company yang men

Saham MLPL Murah, Yakin Mau Invest?

Image
Tragis rasanya jika melihat harga saham MLPL saat ini yang berada di range Rp 100an. Padahal di tahun 2015 lalu, saham ini pernah mencapai puncaknya di harga Rp 1.000/lembar. Saham turun dengan sangat cepat di tahun 2015 dan melenyapkan hingga 75% nilai kapitalisasi perusahaan Group Lippo ini. Harga saham sempat naik sebentar di tahun 2016 lalu terus turun di tahun 2017 hingga bulan Juni 2018. Multipolar (MLPL) Memulai usaha pada tahun 1975 di bidang ritel elektronik, perusahaan berevolusi menjadi holding company bagi beberapa perusahaan naungan Lippo Group dengan bidang usaha ritel, telekomunikasi, multimedia dan teknologi serta berbagai investasi lainnya. Tercatat ada 4 perusahaan publik yang berada di bawah holding MLPL yaitu Matahari Putra Prima (MPPA), Matahari Department Store (LPPF), Multipolar Technology (MLPT) dan First Media (KBLV). Dikarenakan Multipolar adalah sebuah holding company, maka pendapatan yang dicatatkan perusahaan bersumber dari berbagai anak usaha yang

The Magic of Compound Interest

Image
Compound interest is the eighth wonder of the world ~ Bunga majemuk adalah keajaiban dunia no 8 adalah quote yang dipopulerkan Albert Einstein. Warren Buffett adalah salah satu orang yang sukses mengaplikasikan teori tersebut dan membawanya menjadi top 10 orang terkaya di dunia. Ia berhasil mencatatkan compunded annual gain 19,1% selama 52 tahun dari tahun 1965 hingga 2017 dengan overall gain mencapai 1.088.029%. Uang Rp 1.000.000 yang diinvestasikan oleh Warren Buffett selama 52 tahun akan menghasilkan Rp 10,8 miliar. Tentunya uang Rp 1 juta pada 52 tahun lalu bukanlah jumlah yang kecil, namun uang Rp 10,8 miliar saat ini bukan jumlah yang kecil pula dan pastinya lebih dari cukup dalam mengalahkan musuh utama uang yaitu inflasi. Beberapa orang yang mempercayakan uangnya kepada Buffett dalam jangka panjang pastinya saat ini pun sudah menjadi miliarder. Compound Interest Sering disebut dengan istilah bunga berbunga, adalah penambahan bunga yang diperoleh ke modal pokok sehin

Lo Kheng Hong Kembali Investasi Saham PNLF

Image
Ada banyak artikel di internet yang mengatakan bahwa Lo Kheng Hong pernah mendapatkan keuntungan dari saham Panin Financial (PNLF) sebanyak 160%. Investor berkocek tebal itu dikabarkan membeli saham PNLF sebanyak 850 juta lembar di harga Rp 100/lembar dan menjualnya di harga Rp 260/lembar. Namun dengan minimnya sumber yang valid saat itu, tentu sulit memastikan benar atau tidaknya informasi tersebut. Berdasarkan laporan keuangan PNLF tahun 2017, nama Lo Kheng Hong masuk ke dalam daftar 20 pemegang saham terbesar. LKH diketahui memiliki 541.989.400 lembar saham atau setara 1,69% kepemilikan pada perusahaan yang bergerak di sektor finansial ini. Nama investor kawakan ini baru tercatat sebagai pemegang saham PNLF di tahun 2017 saja, sedangkan di tahun 2016 ke bawah LKH masih belum berada di daftar tersebut. Sulit untuk mengetahui apakah ia baru masuk saham PNLF sejak tahun 2017 atau sudah dari tahun-tahun sebelumnya. Jika melihat pergerakan harga saham selama tahun 2017 berada di

Anne Scheiber & Ronald Read, Orang Biasa yang Menjadi Miliarder dari Saham

You don't need to earn big to become a millionaire adalah kata-kata yang tepat untuk disematkan kepada 2 nama tersebut. Banyak orang berpikir untuk menjadi kaya raya diperlukan penghasilan besar, usaha yang sukses, menang lotre atau bahkan menikahi miliarder. Namun hal ini tidak berlaku bagi Anne Scheiber dan Ronald Read, kedua orang ini berhasil membuktikan bahwa orang biasa pun mampu menjadi miliarder dari bursa saham. Anne Scheiber (1983-1995) Adalah seorang wanita yang bekerja sebagai auditor IRS (lembaga pemerintah Amerika) dengan pendapatan tidak pernah lebih dari $4.000 per tahun atau kurang lebih Rp 4,5 juta per bulan (kurs Rp 13.500). Anne pun tidak pernah menerima promosi hingga pensiun di tahun 1944 karena diskriminasi terhadap perempuan pada zaman tersebut. Pada saat pensiun uang simpanan yang dimiliki hanya 5.000$ ditambah uang pensiun 3.100$ per tahun. Dengan adanya uang pensiun tersebut otomatis ia tidak perlu bekerja lagi dan hanya fokus pada investasi sa

Investasi Lo Kheng Hong di Saham WOMF

Image
Nama Lo Kheng Hong di bursa saham Indonesia selalu menjadi pembicaraan hangat apalagi ketika dia sedang masuk posisi di suatu saham. Banyak investor berusaha mencari-cari saham apa saja yang sedang ia pegang dan beberapa lainnya pun ingin mengikuti jejak investasinya. Saat ini investasi LKH yang paling diketahui oleh umum ada 2 yaitu di Petrosea (PTRO) dan Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS). Kedua investasi LKH di saham PTRO dan MBSS pun dapat terlihat dengan jelas karena masuk ke dalam 20 pemegang saham terbesar dan berada di posisi yang cukup tinggi. Per tahun 2017 ini, Lo Kheng Hong tercatat sebagai pemegang saham terbesar no 2 di PTRO dengan kepemilikan 117,9 juta lembar atau setara 11,7%. Sedangkan di saham MBSS, LKH tercatat di urutan ketiga dengan 78,3 juta lembar atau setara 4,5%. Ternyata selain kedua saham tersebut, LKH juga memiliki posisi di saham WOMF yang tidak banyak orang tahu. Hal ini mungkin karena jumlah saham yang dimiliki tidak terlalu besar dan nilai investasi t

5 Psikologi Penyebab Gagal Berinvestasi Saham

Image
Bagi investor maupun trader yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia saham, pastinya akan sering melihat gambar ini. Beberapa yang pernah merasakan kepahitan akibat saham akan merasa bahwa market selalu mempermainkan mereka dan ragu apakah investasi saham benar-benar dapat memberikan keuntungan. Bagi yang sudah memperoleh buah hasil dari saham mungkin akan tersenyum dan mengatakan dulu saya pernah merasakan hal seperti itu. Menutip quote dari Warren Buffett " Success in investing doesn't correlate with I.Q once you're above the level of 125. Once you have ordinary intelligence, what you need is the temperament to control the urges that get other people into trouble in investing. " yang berarti bahwa IQ bukanlah hal utama dalam berinvestasi, melainkan temperamen atau psikologi lah yang lebih berperan penting dalam kesuksesan berinvestasi. Berikut 5 psikologi yang dapat menyebabkan kegagalan dalam berinvestasi :  1. Greed and Fear Adalah kondisi emosi