HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Anne Scheiber & Ronald Read, Orang Biasa yang Menjadi Miliarder dari Saham

You don't need to earn big to become a millionaire adalah kata-kata yang tepat untuk disematkan kepada 2 nama tersebut. Banyak orang berpikir untuk menjadi kaya raya diperlukan penghasilan besar, usaha yang sukses, menang lotre atau bahkan menikahi miliarder. Namun hal ini tidak berlaku bagi Anne Scheiber dan Ronald Read, kedua orang ini berhasil membuktikan bahwa orang biasa pun mampu menjadi miliarder dari bursa saham.

Anne Scheiber (1983-1995)
Adalah seorang wanita yang bekerja sebagai auditor IRS (lembaga pemerintah Amerika) dengan pendapatan tidak pernah lebih dari $4.000 per tahun atau kurang lebih Rp 4,5 juta per bulan (kurs Rp 13.500). Anne pun tidak pernah menerima promosi hingga pensiun di tahun 1944 karena diskriminasi terhadap perempuan pada zaman tersebut.

Pada saat pensiun uang simpanan yang dimiliki hanya 5.000$ ditambah uang pensiun 3.100$ per tahun. Dengan adanya uang pensiun tersebut otomatis ia tidak perlu bekerja lagi dan hanya fokus pada investasi saham. Anne berhasil melipatgandakan uang di bursa saham dari 5.000$ menjadi 22.000.000$ atau 4.400 kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun hingga ia meninggal di umur 101 tahun.

Uang itu pun ia donasikan ke berbagai lembaga amal, hal ini mengejutkan banyak pihak bukan hanya karena jumlahnya namun juga karena nama penyumbangnya yang tidak diketahui oleh umum. Karir investasi Anne sebenarnya tidaklah mulus karena di sekitar tahun 1930 ia sempat mengalami pengalaman buruk dengan brokernya. Dari situ ia melakukan semua penelitian dan pemilihan saham sendiri.

Anne menerapkan filosofi "buy and hold", strategi efisiensi pajak, dan hanya berinvestasi pada saham berkualitas tinggi secara jangka panjang. Dividen yang ia peroleh dari saham pun diinvestasikan kembali untuk membeli saham lagi. Investasi terkenal yang ia pegang hingga meninggal adalah Loew's (tobacco, insurance), Pepsico (consumer), Coca-cola (consumer), Bristol-Myers (pharmacy), dan Pfizer (pharmacy).

Ronald Read
Adalah petugas pom bensin dan penjaga gedung yang berhasil mengumpulkan kekayaan hingga 8.000.000$ melalui investasi di bursa saham. Ronald dikenal sebagai sebagai pribadi yang sangat hemat dan bahkan tidak ada yang menyadari bahwa ia adalah miliarder hingga meninggal. Ketika meninggal, kekayaannya pun disumbangkan pada perpustakaan dan rumah sakit dekat ia tinggal.

Dilaporkan Ronald memegang 95 saham yang beberapa diantaranya adalah blue chips seperti Procter & Gamble, JP Morgan Chase, General Electric, Johnson & Johnson, dan Dow Chemical. Ia menerapkan gaya investasi jangka panjang dengan saham yang terdiversifikasi di berbagai sektor dan industri. Dengan strategi diversifikasi secara luas tersebut, ia tidak terlalu merasakan dampak kerugian dari saham Lehman Brothers yang bangkrut.

Kesimpulan
Kedua orang ini menjadi bukti bahwa dengan pekerjaan yang biasa-biasa saja setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi kaya. Beberapa kesamaan yang dapat kita pelajari dari kedua orang ini adalah :
1. Hidup Sederhana
Anne Scheiber, Ronald Read dan juga Warren Buffett memiliki kesamaan yaitu gaya hidup yang sangat hemat dan tidak berpenampilan seperti layaknya orang kaya. Mereka juga bijak dalam mengatur pengeluaran dan sadar setiap uang yang dibelanjakan akan memberikan value yang lebih besar di kemudian hari jika diinvestasikan ke bursa saham.

Anne Scheiber diketahui menempati apartemen yang berada di New York dan menggunakan baju yang sama sejak tahun 1944 ketika ia pensiun. Warren Buffett juga menempati rumah yang sama sejak dibeli pada tahun 1958 yang bahkan tidak memiliki pagar. Ronald Read diketahui mengendarai mobil bekas Toyota Yaris dan Buffett juga tidak mengendarai mobil mewah serta jarang mengganti mobil dengan model terbaru.

2. Berinvestasi jangka panjang
Walaupun masing-masing memiliki strategi investasi yang berbeda, namun mereka memiliki kesamaan dalam filosofi "buy and hold" jangka panjang. Dengan filosofi tersebut, mereka memberikan ruang bagi perusahaan untuk tumbuh serta menghilangkan biaya yang timbul akibat over-trading dan pajak capital gain. Umumnya mereka hold suatu saham dalam periode waktu tahunan atau bahkan dekade (10 tahun lebih).

3. Membeli saham perusahaan yang berkualitas
Dengan menerapkan filosofi "buy and hold", Anne dan Ronald pun harus memastikan bahwa saham yang mereka beli adalah perusahaan berkualitas yang akan tetap ada dalam jangka waktu panjang. Investasi di perusahaan berkualitas pun dinilai jauh lebih aman serta bisa memperoleh keuntungan tambahan dari dividen. Hasil dividen tersebut pun dapat diinvestasikan kembali untuk membeli saham sehingga semakin lama dividen yang diterima semakin besar.

Baca : 5 Alasan Mengapa Pilih Saham Bluechip?

Jadi sebenarnya rahasia untuk menjadi kaya di bursa saham tidaklah terlalu sulit, cuma apakah kita mau melakukan ketiga poin di atas? Jika mau, maka kita harus mulai dengan berhemat terlebih dahulu sambil mulai mempelajari investasi saham. Ketika pengetahuan dirasa cukup, maka kita bisa mulai mempraktekkannya dengan jumlah yang kecil lalu menjadi semakin besar ketika sudah cukup berpengalaman.

Penulis tidak menganjurkan untuk langsung terjun ke bursa saham tanpa persiapan yang matang karena sama saja dengan membuang uang untuk sesuatu yang tidak kita mengerti. Mulailah untuk belajar analisa fundamental seperti membaca laporan keuangan, mengenal rasio-rasio yang digunakan dalam saham, serta mencari saham yang sedang undervalued. Invest in yourself before investing in stock market.

Baca : 5 Psikologi Penyebab Gagal Berinvestasi Saham

Comments

RECENT POSTS

    Popular posts from this blog

    Meneliti Pendapat Lo Kheng Hong Mengenai Saham BUMI

    Investasi Emas dan Cara Menghitung Harga Emas secara Real

    Apakah Saham Group Panin Layak untuk Disimpan?

    Perjalanan Sukarto Bujung dan Surono Subekti di saham MICE

    Lo Kheng Hong Kembali Investasi Saham PNLF

    PNIN : Saham yang Selalu Undervalued

    Saham TELE Turun di bawah Harga IPO, Apakah Masih Ada Prospek?

    Lo Kheng Hong Beli Saham MBSS. Kenapa?

    Mungkinkah Lo Kheng Hong Berinvestasi di Saham DILD?

    Menghitung Waktu Investasi dengan Rule 72