HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Apakah Saham Group Panin Layak untuk Disimpan?

Pan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Panin adalah group perusahaan konglomerat yang hampir keseluruhan bisnisnya bergerak di bidang jasa keuangan. Group Panin pun memiliki beberapa perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia, dan perusahaan tersebut berfokus pada industri perbankan, leasing, asuransi, dan sekuritas. Hal ini pun membuat pemilik Panin Group yaitu Mu'min Ali Gunawan menjadi orang terkaya nomor 36 di Inodnesia versi Globe Asia dengan kekayaan USD 1,2 miliar  (Rp 15,6 triliun dengan kurs 1 USD = Rp 13.300).

Berikut perusahaan-perusahaan go public yang dimiliki oleh Group Panin :

PERBANKAN
Bank Pan Indonesia (PNBN)
Berdiri pada tahun 1971, Bank Panin merupakan gabungan dari 3 bank yaitu Bank Kemakmuran, Bank Industri dan Dagang, Bank Industri Djaya. Pemegang saham terbesar di PNBN adalah Panin Financial (PNLF) sebesar 54,25%. PNBN memiliki 3 anak perusahaan dengan porsi saham yang besar yaitu :
- Bank Panin Dubai Syariah (PNBS) : 51,61%
- Clipan Finance (CFIN) : 51,49%
- Verena Multi Finance (VRNA) : 42,87%

Bank Panin Dubai Syariah (PNBS)
Diresmikan sebagai bank syariah pada tahun 2009, PNBS memulai dengan nama Bank Panin Syariah. Setelah masuknya Dubai Islamic Bank, PNBS pun berganti nama menjadi Bank Panin Dubai Syariah. Pemegang saham terbesar pada PNBS adalah PNBN sebesar 51,61%

ASURANSI
Panin Insurance / Paninvest (PNIN)
Bergerak di bidang asuransi umum, PNIN memulai operasi pada tahun 1974. PNIN memiliki 3 anak perusahaan yaitu :
- Panin Financial (PNLF) : 54,25%
- Asuransi Multi Artha Guna (AMAG) : 3,8%
- Panin Geninholdco, Panin Dai-ichi Life, Panin Internasional

Baca : PNIN, Saham yang Selalu Undervalued

Panin Financial (PNLF)
Perusahaan memulai usaha di bidang asuransi jiwa pada tahun 1974 dengan nama Panin Life. Di tahun 2010, PNLF mengubah bidang usaha ke konsultan manajemen, bisnis dan administrasi sedangkan bisnis asuransi jiwa dialihkan ke anak perusahaan yaitu Panin Anugerah Life. Pemegang saham terbesar adalah PNIN sebesar 54,25%.

Baca : Lo Kheng Hong Kembali Investasi Saham PNLF

Asuransi Multi Artha Guna (AMAG)
Berdiri tahun 1981, AMAG merupakan bagian dari Panin Group yang bergerak di bidang asuransi umum. Namun di tahun 2016, Panin Group mulai melepas kepemilikan saham hingga 80% kepada Fairfax Asia Ltd sehingga Panin bukan lagi sebagai pengendali di AMAG.

FINANCIAL INSTITUTION / LEASING
Clipan Finance (CFIN)
Perusahaan didirikan tahun 1980 memiliki produk keuangan leasing, pembiayaan untuk konsumsi dan pabrikan. 51,49% saham dimiliki oleh Bank Pan Indonesia (PNBN).

Verena Multi Finance (VRNA)
VRNA berdiri tahun 1993 lebih fokus pada pembiayaan mobil baru dan bekas. Selain itu VRNA juga memiliki usaha pembiayaan yang mirip dengan CFIN. Pemegang saham terbesar pada VRNA adalah
PNBN sebesar 42,87%.

SEKURITAS
Panin Sekuritas (PANS)
Berdiri pada tahun 1989, PANS melayani jasa jual beli saham / trading, manajemen aset, dan fungsi-fungsi sekuritas lainnya. Serupa dengan AMAG, pengendali saham PANS bukanlah Panin Group melainkan Patria Nusa Adamas yang memiliki saham 30%. Saham yang dipegang oleh Panin Group melalui PNBN yaitu 29%.

Baca : PANS Saham Group Panin Paling Cemerlang

Struktur Kepemilikan Saham
Melihat dari deskripsi di atas maka kita dapat melihat bahwa saham-saham Group Panin sebenarnya saling berkaitan antara sebagai parent company atau child company. Berikut deskripsi singkat mengenai kepemilikan saham :
- PNIN : PNLF, AMAG
- PNLF : PNBN
- PNBN : PNBS, CFIN, VRNA, AMAG, PANS

Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat struktur tersebut pada laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh emiten. Dengan keterkaitan seperti ini tentunya setiap saham di group Panin akan berpengaruh pada saham lainnya juga. Pemegang saham perorangan terbesar ada 2 yaitu : Mu'min Ali Gunawan 59,23% dan Gunadi Gunawan 38,15%.

Kinerja Perusahaan
Dari data rata-rata 5 tahun, saham-saham yang terdapat dalam Group Panin terbilang cukup OKE dengan ROE yang tidak ada di bawah 5%. Dari segi ROA juga cukup OKE, kecuali VRNA yang memiliki ROA rendah yaitu di range 1%. Untuk sektor perbankan, rasio ROA tidak dapat dijadikan ukuran karena sektor perbankan memang memiliki ROA yang rendah. Dari segi margin juga hanya VRNA berada di posisi terbawah dengan hanya mendapatkan 5,59% sedangkan saham yang lain memiliki margin hingga puluhan persen.

Baca : Gross Margin, Pretax Margin dan Net Profit Margin

Data PNBS belum dapat dijadikan perhitungan karena PNBS baru saja go public di tahun 2014, sedangkan saham yang lain sudah jauh lebih dulu go public. Dari data 8 saham tersebut, kita dapat melihat bahwa saham PANS memiliki kinerja paling cemerlang di antara saham yang lain baik dari segi ROE, ROA maupun net profit margin. Jadi tidak mengherankan kenapa saham PANS menjadi primadona di group Panin. Melihat secara keseluruhan saham-saham ini memiliki kinerja di tingkat menengah atau bisa dibilang tidak terlalu baik dan tidak buruk juga.

Baca : 5 Hal Penting Mengenai ROE, ROA dan ROI

Kinerja Saham
Jika melihat kinerja saham Group Panin pasti banyak investor maupun trader yang memilih jauh-jauh dari saham ini. Hal ini dikarenakan volatilitas / pergerakan saham yang sangat rendah baik naik ataupun turun. Walaupun ada beberapa saham yang mengalami kenaikan cukup konsisten, namun harga bergerak dengan sangat pelan. Jika dibuat per kategori, maka kita bisa membagi saham-saham tersebut menjadi 3 kategori seperti berikut :

Sangat Baik / Kenaikan secara cepat : 
- PANS : di tahun 2002 harga saham Rp 200, di tahun 2017 naik menjadi Rp 3.500. Naik 1.000% lebih dalam waktu 15 tahun.

Baik / Kenaikan secara konsisten tapi pelan : 
- PNIN : di tahun 2002 harga saham Rp 150, di tahun 2017 naik menjadi Rp 850. Naik 400% lebih dalam waktu 15 tahun.
- PNBN : di tahun 2002 harga saham Rp 200, di tahun 2017 naik menjadi Rp 900. Naik 400% lebih dalam waktu 15 tahun.
- AMAG : di tahun 2006 harga saham Rp 100, di tahun 2017 naik menjadi Rp 400. Naik 400% dalam waktu 11 tahun.

Buruk / Perubahan sangat sedikit : 
- PNLF : di tahun 2002 harga saham Rp 250, di tahun 2017 harga saham Rp 200.
- CFIN : di tahun 2002 harga saham Rp 150, di tahun 2017 harga saham Rp 280.
- VRNA : di tahun 2008 harga saham Rp 75, di tahun 2017 harga saham Rp 100.

* Harga saham pada tiap tahun bersifat fluktuatif, data berikut hanya gambaran secara kasar.

Nilai Saham
Dari segi PER dan PBV yang rendah, para investor selalu mengatakan bahwa saham-saham ini termasuk dalam kategori undervalue. Berikut dapat kita lihat rasio PER dan PBV di data laporan keuangan tahun 2016 :

Mengecualikan saham AMAG dan PANS, saham-saham berikut memiliki rasio yang terbilang rendah dengan PER di bawah 10 dan rasio PBV di bawah 1. Jika langsung mengambil keputusan berdasarkan dua rasio tersebut, maka kita akan menganggap sebagai saham undervalued. Tapi kita harus melihat walaupun undervalued, apakah saham tersebut dapat naik atau bahkan terbang seperti saham lain pada umumnya?

Untuk melihat potensi kenaikan, kita bisa melihat dari PER dan PBV tertinggi yang pernah dicapai di masa lalu. Juga bisa melakukan perhitungan rata-rata PER dan PBV setiap saham. Ketika penulis mencoba untuk melakukan perhitungan data rata-rata dan tertinggi, data menunjukkan bahwa saham Group Panin jarang melampaui PER 10 dan PBV 1. Hal ini merupakan signal bahwa akan sulit bagi investor untuk terlalu optimis dengan saham ini walaupun masuk kategori undervalued.

Baca : Analisa Saham Menggunakan PBV dan PSR

Penyebab PER dan PBV yang Rendah
PER dan PBV yang selalu rendah dapat mengindikasikan bahwa kinerja saham tidak baik. Namun kinerja Group Panin terbilang cukup baik sehingga dimungkinkan bahwa kinerja bukanlah faktor tersebut. Mengutip quote dari John Burr Williams : "A cow for her milk, a hen for her eggs, and a stock for her dividends." yang memiliki arti bahwa saham yang cukup baik haruslah menghasilkan dividen. Dividen adalah sebuah petunjuk bahwa perusahaan benar-benar menghasilkan uang secara nyata, bukan hanya di atas kertas.

Berikut history pemberian dividen oleh Group Panin :
- PANS : secara rutin membagikan dividen mulai dari tahun 2007 hingga sekarang dengan nominal yang terus bertumbuh
- AMAG : 2011-2015 dengan nominal Rp 10-12/saham
- CFIN : 2009-2013 dengan nominal rata-rata Rp 13/saham
- PNIN : 2011-2013 dengan nominal Rp 3-5/saham
- PNBN : hanya pernah membagikan dividen tahun 2003-2005
- PNLF : tercatat hanya pernah membagikan dividen satu kali di tahun 2005
- VRNA : tidak pernah membagikan dividen

Dari beberapa data yang disajikan di atas, tentunya kita sudah dapat membuat kesimpulan apakah saham-saham Group Panin layak untuk disimpan atau tidak. Jika ada yang layak dan tidak layak, saham manakah yang layak untuk disimpan?

Comments

RECENT POSTS

    Popular posts from this blog

    Investasi Emas dan Cara Menghitung Harga Emas secara Real

    Meneliti Pendapat Lo Kheng Hong Mengenai Saham BUMI

    Lo Kheng Hong Beli Saham MBSS. Kenapa?

    PNIN : Saham yang Selalu Undervalued

    Menghitung Waktu Investasi dengan Rule 72

    5 Hal Penting Mengenai ROE, ROA dan ROI

    Lo Kheng Hong Kembali Investasi Saham PNLF

    Lo Kheng Hong & Haiyanto Masuk Saham ABMM

    Portofolio Saham Haiyanto