HOME       TRAKTEER     ARTIKEL SAHAM      ARTIKEL FUNDAMENTAL      LO KHENG HONG      HAIYANTO     WARREN BUFFETT      NON SAHAM

Apa Benar Investasi Emas Selalu Untung?

Dari berbagai jenis pilihan investasi yang tersedia saat ini, emas masih menjadi pilihan sebagian orang untuk penempatan dana. Karakteristik emas yang likuid atau mudah dicairkan kembali menjadi uang cash membuat orang tidak khawatir jika tiba-tiba ada keperluan. Selain itu emas juga mudah disimpan karena ukurannya yang kecil, beberapa orang pun sering menyimpannya di bank dengan fasilitas SDB (safe deposit box).

Sebenarnya tujuan utama membeli emas oleh masyarakat umum lebih mengarah sebagai pelindung nilai agar nilai aset yang dimiliki tidak berkurang karena adanya inflasi. Asumsi masyarakat adalah harga emas tidak pernah turun dan akan selalu naik setiap tahunnya. Lalu apakah benar harga emas selalu naik?

* harga dalam satuan troy ounce (31,1 gram)
Data di atas memberikan kita gambaran perubahan harga emas dalam periode 5 tahun sejak tahun 1970 hingga 2015. Sebenarnya emas sudah mulai diperdagangkan sejak tahun 1915, namun dalam tingkat fluktuasi (perubahan harga) yang rendah. Harga dalam USD juga lebih mencerminkan harga emas sesungguhnya, jika dalam Rupiah maka harga emas bisa dipengaruhi lagi oleh kurs.

Baca : Investasi Emas dan Cara Menghitung Harga Emas secara Real

Melihat data berikut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa harga emas tidak selalu naik setiap tahunnya. Ada periode di mana harga emas juga mengalami penurunan seperti yang terjadi di tahun 1980-1985, 1990-1995, 1995-2000 dan 2010-2015. Namun memang secara jangka panjang harga emas ada di dalam tren naik, terlihat kenaikan sudah mencapai 2.789% selama rentang waktu 46 tahun dari tahun 1970 hingga 2015.

Analisa Fundamental
Berbeda dengan investasi saham yang memiliki nilai fundamental yang terkandung di dalam saham tersebut, emas pada dasarnya tidak memiliki nilai terkandung di dalamnya melainkan nilai di market. Jika pada investasi saham nilai fundamental dapat diukur dari segi penjualan, laba bersih, rasio ROE, ROA, DER dan beberapa komponen lainnya. Hal itu tidak dimiliki oleh emas sehingga akan sulit untuk mengukur apakah harga emas saat ini tergolong murah atau mahal.

Harga emas lebih dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi seperti pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto), inflasi, dan suku bunga. Selain itu, harga emas juga kuat dipengaruhi oleh kondisi supply dan demand. Ketika permintaan emas naik tanpa diimbangi dengan penawaran, maka harga emas cenderung akan naik. Hal ini membuat emas lebih dapat dikategorikan sebagai produk komoditas.

Kapan Waktu Terbaik Membeli Emas?
Seperti penjelasan sebelumnya bahwa banyak faktor dapat mempengaruhi pergerakan harga emas termasuk kondisi supply demand, dan semua kondisi tersebut tidak dapat diprediksi oleh investor. Oleh karena itu beberapa analis menyarankan investasi emas dilakukan secara berkala dalam setiap periode atau dollar cost averaging (DCA).

Ini membantu kita untuk memperoleh harga emas dengan nilai rata-rata (tidak mahal dan tidak murah). Yang terpenting adalah selama produk emas masih memberikan harapan pertumbuhan, maka teknik DCA dipercaya akan lebih baik dibandingkan kita mencoba untuk menebak harga terendah.

Pendapat Warren Buffett Mengenai Emas
Walaupun investasi emas menawarkan potensi keuntungan yang cukup baik, namun investor terbaik di dunia Warren Buffett tidak tertarik terhadap investasi ini. Dia tidak melihat adanya nilai serta kegunaan yang terkandung di dalam emas. Dan dia pernah mengeluarkan statement mengenai emas yaitu "It doesn't do anything but sit there and look at you."

Namun bukan berarti Warren Buffett tidak berinvestasi pada logam, Buffett tercatat pernah berinvestasi 1 miliar dollar pada komoditas perak. Di lain sisi, perak lebih memiliki manfaat karena digunakan secara luas untuk keperluan industri dan medical. Perak dari sisi kegunaannya pun susah digantikan dengan jenis material lainnya karena merupakan logam yang unik.

Bagaimana dengan Trading Emas?
Beberapa tahun belakangan ini, banyak para marketing dari perusahaan trading komoditas dan mata uang menawarkan pembukaan rekening untuk berinvestasi emas. Bagi sebagian orang awam mungkin terdengar sama, namun sebenarnya kedua hal ini sangat berbeda jauh. Trading adalah transaksi jual beli dalam jangka pendek dengan memanfaatkan pergerakan harga / fluktuasi untuk mendapatkan keuntungan.

Tidak jarang pula, trading melibatkan laverage / strategi investasi melipatgandakan modal dengan cara meminjam sehingga potensi keuntungan semakin besar. Hal ini tentunya sangat beresiko bagi investor yang tidak paham dengan apa yang dia lakukan. Modal dalam sekejap dapat hilang jika kita menempatkan pada posisi yang salah.

Sedangkan investasi emas memiliki jangka waktu yang lebih panjang, umumnya di atas 1 tahun. Beberapa orang bahkan baru mencairkan emas kembali ke uang tunai ketika dia memiliki kebutuhan yang mendesak. Investor emas juga memegang fisik emas yang dapat dijual ke toko emas mana saja ketika membutuhkan dana.

Kesimpulan
Dari tabel yang tersaji di atas, kita sudah memiliki gambaran bahwa investasi emas tidaklah selalu berubah menjadi investasi yang menguntungkan. Ada beberapa periode dimana investasi tersebut tidaklah bertumbuh dan kita harus menunggu waktu yang lebih lama lagi. Setiap investasi pastinya memiliki resiko, asalkan potensi keuntungan lebih besar dari resikonya maka hal tersebut layak untuk dilakukan.

Baca : Menghitung Waktu Investasi dengan Rule 72

Comments

  1. untuk jangka panjang investasi emas memang bisa dijadikan simpanan yang menjanjikan

    ReplyDelete
  2. Pendapat saya emas lebih ke hedging dan salah satu cara mendiversifikasi portofolio investasi

    ReplyDelete

Post a Comment

RECENT POSTS

    Popular posts from this blog

    Kapan Waktu Terbaik Membeli Saham?

    Lo Kheng Hong & Haiyanto Masuk Saham ABMM

    Haiyanto dan Surono Subekti Masuk ke Saham CFIN

    Apa yang Dapat Dipelajari dari Delisting Saham INVS ?

    Prospek Saham APLN dengan Penghentian Reklamasi Pulau G

    Benarkah Reksadana dan Unit Link Tidak Lebih Baik dari Saham?

    Analisa Saham Menggunakan PER dan PEG

    Perjalanan Sukarto Bujung dan Surono Subekti di saham MICE

    Saham TELE Turun di bawah Harga IPO, Apakah Masih Ada Prospek?

    BBKP Revisi Laporan Keuangan, Bagaimana Kondisi Perusahaanya?